URUTAN SILSILAH KELUARGA TRAH SOEMEDJO
Mengenang sejarah sesungguhnya
tidak sekedar memahami histori masa lalu. Tapi bagaimana dengan belajar sejarah
menjadikan kita generasi masa kini untuk memunguti nilai-nilai luhur yang
berserak dibalik peristiwa silam sebagai guru yang bijak. Begitu pula dengan
silsilah keluarga. Sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib tahu nenek
moyang kita dalam bentuk silsilah keluarga. Silsilah Jawa ada 18 tingkatan:
1.
Keturunan ke-1. Anak
2.
Keturunan ke-2. Putu, dalam bahasa Indonesia
disebut “cucu”
3.
Keturunan ke-3. Buyut, dalam bahasa Indonesia
disebut “cicit”
4.
Keturunan ke-4. Canggah
5.
Keturunan ke-5. Wareng
6.
Keturunan ke-6. Udhek-Udhek
7.
Keturunan ke-7. Gantung Siwur
8.
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
9.
Keturunan ke-9. Debog Bosok
10.
Keturunan ke-10. Galih Asem
11.
Keturunan ke-11. Gropak waton
12.
Keturunan ke-12. Cendheng
13.
Keturunan ke-13. Giyeng
14.
Keturunan ke-14. Cumpleng
15.
Keturunan ke-15. Ampleng
16.
Keturunan ke-16. Menyaman
17.
Keturunan ke-17. Menya-menya
18.
Keturunan ke-18. Trah tumerah
Jika kamu hafal nama moyangmu di
tingkatan Wareng, kamu luar biasa. Saya hafal nama dan wajah nenek buyutku alias
sampai moyang ke-3.
Budaya “Ngumpulake Balung Pisah”
sudah menjadi trend di kalangan masyarakat zaman kini, termasuk keluarga besar
kakek saya. Menjelang zaman millennium, keluarga Trah Iman Dimedjo sudah
mengadakan Temu Keluarga Besar. Iman Dimedjo merupakan kakek saya dari bapak
yang tinggal di Desa Kunden, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Provinsi
Jawa Tengah. Kakek dan Nenek saya mempunyai 6 orang anak yaitu:
1.
Budhe Poniyem dengan Pakdhe Yoto = punya 9 anak
2.
Pakdhe Suroto dengan Budhe Yatimah = punya 4 anak
3.
Pakdhe Mudiyono dengan Budhe Yati= punya 4 anak
4.
Pakdhe Bakir Hendro Saputro dengan Budhe Sri=
punya 3 anak
5.
Pakdhe Sukardi dengan Budhe Fatimah = punya 4 anak
6.
Sumanto dengan Muslimah = punya 4 anak (ini keluarga
saya…)
Temu Keluarga Trah Iman Dimedjo
ini rutin diadakan di Lebaran Hari Ketiga alias H+2. Seluruh anak, mantu, cucu,
buyut, bahkan wareng pada kumpul di hari lebaran. Pembahasan apapun jadi satu.
Dan, pertanyaan 5 tahun terakhir ini untukku adalah JODOH….
Sejak Desember 2014 atas ide dari
Simbah Markum, akhirnya kami mengadakan Temu Keluarga Trah Soemedjo alias
Moyang ke-3 saya. Agenda ini rutin diadakan di Akhir Desember karena memasuki
masa liburan sekolah dan kuliah. Ini ada foto dari masing-masing Trah yang
diambil pada Temu Keluarga pada tanggal 25 Desember 2016 di rumah Pakdhe Bakir.
Trah Simbah Wongso – Anak Pertama dari Simbah Buyut Soemedjo
(4 anak, banyak cucu, buyut, dan canggah)
Trah Simbah Iman Dimedjo – Anak Kedua dari Simbah Buyut
Soemedjo (6 anak, banyak cucu, buyut, dan canggah)
Trah Simbah Amat Ersam – Anak Ketiga dari Simbah Buyut
Soemedjo (1 anak, banyak cucu, buyut, dan canggah)
Trah Simbah Bujo Pawiro – Anak Keempat dari Simbah Buyut
Soemedjo (2 anak, banyak cucu, buyut)
Trah Simbah Wiro Najad– Anak Kelima dari Simbah Buyut Soemedjo
(5 anak, banyak cucu, buyut)
Trah Simbah Hadi Ateman – Anak Keenam dari Simbah Buyut
Soemedjo (6 anak, banyak cucu, buyut)
Trah Simbah Pademo Martono– Anak Ketujuh dari Simbah Buyut
Soemedjo (6 anak, banyak cucu)
Trah Simbah Jatun – Anak Kedelapan dari Simbah Buyut Soemedjo
(2 anak, banyak cucu)
Trah
Simbah Atmo Siti – Anak Kesembilan dari Simbah Buyut Soemedjo (7 anak, banyak
cucu)
Trah Simbah Markum – Anak Kesepuluh dari Simbah Buyut Soemedjo
(3 anak, banyak cucu)
Dari
2 orang insan di bumi, kakek dan nenek buyut saya, sudah berkembang jadi
ratusan loh… Luar biasa. Jadinya, kalau banyak silaturahim bisa kenal banyak
saudara kita. Dan hobiku yang suka jalan-jalan ini bisa loh mampir sejenak ke
rumah saudara satu simbah buyut di Indonesia.
Komentar