KETIKA USIA SUDAH 26 TAHUN
KETIKA USIA SUDAH 26 TAHUN
(Kontribusi
Apa Yang Kamu Sudah Lakukan Kepada Dirimu, Agamamu, Keluargamu, dan Negaramu?)
Beberapa
hari lalu aku mengalami penambahan usia setelah revolusi matahari selama 1 tahun.
Tepatnya 1 Juni 1990, aku dilahirkan dari rahim seorang pejuang keluarga yang
hebat. Ibuku adalah wanita hebat nan sabar di keluarga.
26
tahun adalah usia aku saat ini. Pernah terbeslit dari pikiranmu kah tentang
kontribusi yang akan kamu lakukan, sedang dilakukan, atau sudah berjalan
bertahun-tahun lamanya? Mungkin beberapa dari milyaran penduduk bumi ini sudah
menuliskan resolusi hidup selama 1 tahun ketika usia bertambah. Atau sudah
membuat Rencana Jangka Pendek, Rencana Jangka Menengah, dan Rencana Jangka
Panjang untuk Road Map Hidup?
Kontribusi Untuk Diri
Sendiri
Mungkin
ada pendapat yang mengatakan bahwa jangan hanya mementingkan diri sendiri, tapi
pentingkanlah orang lain terutama untuk keluarga atau negaramu. Namun, aku
berfikiran lain dari semuanya. Atau banyak juga yang berpendapat sama dengan
aku bahwa mementingkan diri sendiri itu
juga adalah kewajiban? Lebih tepatnya mengasah skills and knowledge, setelah itu mengasahnya dengan ikut
komunitas, organisasi, bahkan ikut seminar, dan kompetisi.
Misalnya,
setelah 2 minggu belajar penuh untuk menaklukkan soal-soal dalam Ujian Akhir
Semester, maka kamu harus memanjakan dirimu dari kepenatan belajar. Ingat, otak
juga butuh istirahat.
Gambar 1. Memanjakan diri di Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Jawa
Timur setelah masa Ujian Akhir Semester selesai bersama sebagian teman-teman
kelas Pascasarjana Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.
Setelah
memanjakan diri, ternyata aku dimanjakan juga oleh teman-temanku, terutama
dalam momen pergantian usiaku kemarin.
Gambar 2. Momen pergantian usiaku ke-26 tahun oleh teman-teman
LPDP IPB. Terima kasih atas kejutannya.
Gambar 3. Momen pergantian usiaku ke-26 tahun oleh teman-teman
kos. Terima kasih atas kejutannya.
Kontribusi Untuk Agama
ALLAH
Setiap
umat yang beragama selayaknya berkontribusi untuk agama masing-masing. Agama
saya Islam sejak lahir. Belajar agama
itu wajib karena agama adalah sumber pecerahan hidup. Islam menyuruh agar
setiap umat Islam berdakwah di jalan Islam. Berdakwah bisa dilakukan di masjid
dan di luar masjid.
Aku
belum mencapai tahap agama Islam yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah
milik ALLAH semata. Perbaikan diri terus dilakukan.
Dalam
Al Qur’an Surat Al Ma’uun mengajarkan kepada kita tentang arti dakwah, terutama
dakwah sosial. Teori Al-Ma’uun diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri
organisasi Muhammadiyah. Aplikasi satu surat dalam Al-Qur’an saja butuh waktu
lama, jadi sebaiknya berkelanjutan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah
sebuah organisasi besar di Indonesia bahkan mendunia telah mengusung 3
kompetensi dasar IMM, yaitu Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Pesan
KH. Ahmad Dahlan adalah "Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan
Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi
Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut
ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter
sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan
(propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu”.
Terima
kasih untuk Muhammadiyah, karena engkau adalah tempat sekolah ketigaku setelah
keluarga, dan bangku pendidikan formal.
Kontribusi Untuk Keluarga
Setiap
anak seharusnya berbakti kepada keluarga. Orang tua adalah orang yang
membesarkan kita sejak kecil, bahkan membiayai kehidupan kita dengan ikhlas. Lantas,
setelah kamu dewasa kamu belum bisa membalas kebaikan mereka?
Mungkin
dengan mendoakan keluarga setiap hari dan sesering mungkin berkabar kepada
keluarga adalah hal yang seharusnya dilakukan ketika sang anak dalam
perantauan. Tapi berbeda denganku. Aku adalah anak yang jarang memberikan kabar
kepada keluarga. Karena aku berfikir bahwa ketika aku sering bertanya kabar,
maka aku ingin kembali ke rumah terus dan target di perantauan belum terpenuhi
dengan maksimal.
Aku
adalah mahasiswi pascasarjana pada program studi Agronomi dan Hortikultura,
IPB. Target lulus tepat waktu, mampu mengaplikasikan ilmu dengan baik, dan
mampu berkontribusi kepada Negara adalah targetku. Semoga Allah dan Keluarga
merestuinya.
Suatu
saat aku akan kembali kepada keluarga untuk memberikan sedikit kasih sayangku
kepada mereka secara langsung. Karena sesungguhnya kasih sayang orang tua jauh
lebih besar daripada kasih sayang sang anak.
Gambar 4. Foto ini khusus diambil hanya dengan adanya orang
tua semata (tanpa: kakak dan adik-adik). Agar aku semangat dalam berjuang untuk
orang tua.
Ketika
keluarga jauh, maka berbuat baik pada keluarga lain boleh dong…. Inilah keluarga-keluargaku
di Bogor.
Gambar 5. Keluarga Pascasarjana Program Studi Agronomi dan
Hortikultura, IPB, Angkatan 52 Tahun 2015
Gambar 6. Keluarga PK LPDP 43 Kelompok Songkolo Bagadang
Gambar 7. Keluarga Baru di Divisi Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bogor Science Club Tahun 2016.
Gambar 8. Keluarga Baru di Forum Silaturahim Pascasarjana
Departeman AGH, IPB Tahun 2016
Gambar 9. Keluarga baru dalam Kepengurusan Awardee LPDP IPB
2016/2017
Kontribusi Untuk Negara
Kontribusi
secara luas adalah untuk Negara. Sebagaimana dalam ayat Al Qur’an bahwa manusia
adalah khalifah di bumi. Jadi selayaknya mengatur bumi dengan baik, khususnya
dimana tempat kamu tinggal.
Apa
yang kamu pikirkan tentang Indonesia? Apa yang sudah kamu lakukan untuk Indonesia?
Aku
senang sekali mendengar kata Indonesia itu disebut. Bergetar hati ini, apalagi
ketika belum mampu berkontribusi secara nyata untuk Indonesia. Namun, sejak
bergabung dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan
Hidup (LPPSLH) mampu membuatku memiliki sedikit arti untuk Indonesia. Membangun
sebuah kelompok tani dan belajar bersama mereka mampu menyalakan api dalam diriku hingga aku bisa melanjutkan
bangku pendidikan lebih tinggi.
Gambar 10. Bisnis sosial berbasis ramah ekosistem itu ya
bisnisnya para petani gula kelapa. Foto ini diambil di Cilacap, Jawa Tengah
tahun 2015.
Gambar 11. Bisnis sosial berbasis ramah ekosistem itu ya
bisnisnya para petani gula kelapa. Foto ini diambil di Purbalingga, Jawa Tengah
tahun 2014.
Gambar 12. Mari meraih impian setinggi-tingginya.
Sesungguhnya
setiap orang itu istimewa dan mempunyai keistimewaan masing-masing, maka pergunakanlah
keistimewaanmu itu untuk mengubah nasibmu sendiri, nasib keluargamu, dan nasib
negaramu. Mari berjuang mulai dari sekarang. Tak pernah ada kata terlambat
untuk orang-orang yang mau berjuang.
Komentar