Ketika Hak Sudah Dipenuhi, Dimanakah Letak Tanggungjawabmu?
*Tulisan ini untuk saling introspeksi diri agar kembali
kepada orientasi awal sebagai awardee LPDP.
*Tulisan ini berdasarkan kisah nyata yang ditulis oleh Diyah Kusuma Wardani (PK 43)
Gambar 1. Launching Menyapa Indonesia PK 41-44 di Desa Sebatang, Kulon Progo, DI Yogyakarta
Gambar 2. Musyawarah Besar Awardee LPDP IPB 2016/2017
Gambar 3. Futsal LPDP IPB setiap Selasa Malam
Gambar 4. Launching Kaos Futsal LPDP IPB
Gambar 5. Pelantikan Pengurus Awardee LPDP IPB
Gambar 6. Diskusi dengan Direktur Utama LPDP, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, dan para Lurah Se-Indonesia
Gambar 7. Tim Futsal LPDP IPB bersiap tanding dalam memperebutkan piala Direktur Utama LPDP I
1. Memori ketika mendaftar beasiswa LPDP.
Masih ingatkah tentang memori ketika
menjadi scholarship hunter?
Bikin akun di
website LPDP, memenuhi segala persyaratan yang ada…. Eh tak tahunya ternyata
kurang sertifikat TOEFL/IELTS neh… Wow…waktu pendaftaran gelombang kedua mau
ditutup neh… Waduh, harus segera dipersiapkan neh…
Jreng..jreng…
dapatlah ide segar untuk mencari informasi pendaftaran untuk TesTOEFL/IELTS
dalam waktu paling dekat neh… Yess…horeee…. Dapatlah informasi itu… dan bisa
daftar…
Tes sudah
berjalan dengan lancar dan dalam pengumuman tes TOEFL/IELTS, ternyata skor mu
melebihi persyaratan di LPDP. Syukur Alhamdulillah… Waktunya upload dokumen neh…
Selama menunggu
informasi kelulusan, kamu senantiasa berdoa dan beribabah yang dijalani dengan
sepenuh hati… Bahkan menjadi orang yang
lebih baik dari biasanya… Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba…
Dag dig dug
rasa hati ini dalam menanti pengumuman itu. Setiap saat pantengin HP melulu…
Setiap ada bunyi, cek HP… Eh ternyata bukan email dari LPDP. Menunggu dan
menunggu…. Taddddaaaa… akhirnya ada email juga dari LPDP. Ahamdulillah lolos
juga… Tibalah penantian tahap selanjutnya… yaitu WAWANCARA….
2. Memori ketika wawancara beasiswa LPDP.
Jadwal
pembagian tes wawancara dan LGD sudah ada…. Lokasinya tersebar di beberapa
kota, antara lain: Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.
Persiapan
administrasi sudah matang neh… Saatnya beli tiket untuk menuju lokasi
wawancara. Tak lupa dandan rapi, sarapan pagi, dan berdoa supaya dilancarkan.
Tibalah di
lokasi wawancara. Ratusan orang menjadi satu dalam lokasi. Tak ada yang
dikenal. Akhirnya mencari kenalan baru…. Kan lumayan dapat relasi baru. Siapa
tahu nanti jodoh. Entah dalam karir atau mungkin jadi sahabat. Hehehe
Tibalah saatnya
petugas memanggil para peserta. Dan namamu dipanggil untuk mengikuti LGD. Kamu
dan kelompokmu diberi 1 kasus dan harus ada benang merahnya yang dibahas dalam
waktu 35 menit. LGDpun dijalani dengan lancar.
Setelah LGD,
kamu melakukan verifikasi untuk mengikuti tes wawancara. Jika tahap verifikasi
ini kamu gagal, maka tak dapat lanjut wawancara. Tapi, karna sudah persiapan
matang, akhirnya lancar juga. Tibalah sesi terakhir yaitu wawancara.
Dengan langkah
meyakinkan, kamu memasuki ruangan. Pasang muka senyum dan dengan percaya diri
menjawab pertanyaan para interviewer. Ketika salah satu interviewer bertanya,”Apa
kontribusimu kepada Negara? Mengapa kamu sekolah lagi? Tolong jelaskan study plan Anda? Terkadang
pertanyaan-pertanyaan menjebak. Tapi kamu kan sudah berpengalaman dan punya tekad
kuat dalam membangun bangsa yang akhirnya membawamu menuju pintu kesuksesan
dalam menjalani wawancara. Dan kamu lolos tahap wawancara dan menuju tahap PK
(Persiapan Keberangkatan).
3. Memori ketika pelaksanaan PK.
Sebelum
pelaksaaan PK, masih buta dengan wajah-wajah dan karakter teman-teman PK. Ikatan
keluarga mulai terbangun disana. Dan setelah bertemu, rasanya tak bisa
dipisahkan.
Beberapa
awardee yang satu PK ada yang sampai pacaran dan rela pindah universitas demi
bersama pacar. PK selama seminggu itu dirasa masih kurang. Kan sudah ada ikatan
keluarga… hehe
PK
itu Pak Kamil. Dimana ada Pak Kamil, disitu ada PK. Pokoknya mah PK itu Pak
Kamil… (Ciee Pak Kamil Lovers)… Karna selama ada Pak Kamil di PK itu rasanya
nano-nano. Beliau mengingatkan agar kita menjalankan nilai-nilai LPDP antara
lain: Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan.
Begadang
tiap malam hingga pagi sudah menjadi rutinitas. Ingat banget waktu pelaksanaan
materi, muka lelah dan mata ngantuk. Bahkan ada yang tidur. Hehe. Langsung deh
ketua kelompok diminta mengawasi anggotanya. Alhasil, toilet menjadi penuh,
sampai-sampai kartu antrian toilet selalu rame.
Tak
lupa tim medsos di tiap kelompok beraksi setiap hari agar pelaksanaan PK
menjadi trending topic. Yeah…
beberapa PK menjadi trending topic,
termasuk PK 43.
PK
telah usai, namun komunikasi tetap terjaga. Menyapa Indonesia juga masih
menjadi tanggungjawab mulai dari PK 35 hingga sekarang. Program pemberdayaan
masyarakat ini menjadi isu sosial di kalangan awardee LPDP.
4. Ketika sudah menjadi penerima beasiswa LPDP.
Akhirnya bisa
kuliah lagi dengan beasiswa LPDP di kampus impian. Kini kuliah lagi bukan lagi
mimpi, tapi mimpi menjadi nyata. Selayaknya sebagai penerima beasiswa LPDP,
tentunya ada hak dan kewajiban. Hak LPDP
adalah mengirimkan uang beasiswa dengan lancar. Lalu, dimanakah kewajiban kita
sebagai awardee LPDP?
Ngomong-ngomong
soal kewajiban sebagai awardee LPDP, mari diulas lebih mendalam. Yuk..yuk
disimak….
Belum lama ini,
ada diskusi bersama Direktur Utama LPDP dan Lurah-Lurah perwakilan kampus
se-Indonesia tanggal 24 April 2016 di kampus IPB. Poin-poin pentingnya untuk
awardee antara lain:
a.
Tugas utama awardee LPDP IPB adalah menyelesaikan studi
dengan cepat dan GPA/IPK tinggi.
b.
Awardee LPDP harus berorganisasi jangan akademik saja. Karna
itu sebagai bekal untuk memimpin Indonesia.
c.
LPDP meminta pelaporan hasil kegiatan di setiap forum
komunikasi.
d.
LPDP berencana memberikan reward kepada forum komunikasi
awardee yang paling aktif.
Menanggapi poin a itu adalah idealnya. Namun,
poin b itu harus dikuatkan. Mengenai poin c dan d ini untuk kinerja forum
komunikasi. Ayahanda Eko Prasetyo meminta untuk setiap kampus ada forum
komunikasinya.
Realitas di lapangan bahwa masih ada
beberapa awardee yang bersikap mementingkan kepentingan diri sendiri atau acuh
tak acuh terhadap mandat dari seorang ayah. Menghadiri gathering saja tak
pernah. Alasan klasik adalah sudah ada agenda lain yang lebih penting dan lebih
dahulu.
Contoh percakapan dengan orang yang
sama:
A : Besok ada gathering loh… Dateng yuk…
B : Gak mau ah,, ini kan hari minggu…
Minggu itu Me Time lah…
A: Aku pengen ke gathering besok. Kamu
ikut kan? Kan aku juga belum kenal dengan para awardee LPDP di kampus neh. Kita
berangkat bareng kan?
B: Mungkin lain kali deh, aku gak di lokasi neh…
A: Hei Cin… besok ada pelantikan
pengurus loh… Kamu datang kan?
B: Minggu ya? Aduh… tugasku belum
kelar. Besok di kumpulkan… sedih neh..
Begitulah realitanya. Tapi tak semua
orang seperti itu. HANYA sebagian saja.
Entah apa yang salah? Atau siapa yang
salah? Apa keberadaan suatu forum komunikasi itu salah? Atau alur berfikir
individulah yang salah? Apa pola manajeman waktu yang salah? Semua kembali
kepada kesimpulan masing-masing.
Tujuan diadakannya Forum Komunikasi di
tiap kampus itu sangat membantu keberadaan awardee dan alumni. Bahkan pihak
LPDP dan Mata Garuda juga merasa terbantu dengan keberadaan forum tersebut. Seperti:
a.
Mata Garuda memberikan informasi lowongan kerja di Citi
Bank.
b.
Mata Garuda memberikan informasi tentang perekrutan pengurus
Mata Garuda.
c.
Mata Garuda memberikan informasi tentang lowongan kerja dan
magang dengan Ikatan Akuntansi Indonesia.
d. Mata
Garuda memberikan informasi Career Clinic.
e.
LPDP memberikan informasi penting seputar prosedur pendanaan
di simonev, dan informasi-informasi lainnya.
f.
LPDP meminta kesediaan perwakilan setiap kampus agar mengirimkan
perwakilannya sebagai panitia seleksi wawancara LPDP.
LPDP memegang
kunci tiap-tiap individu dalam keaktifannya. Jadi, jika mau melanjutkan ke
jenjang S3, tak perlu tes wawancara lagi. HANYA melampirkan persyaratan
terkait.
Tugas sebagai
awardee LPDP selayaknya jangan hanya di kampus saja. Tapi berorganisasilah dan
bergeraklah di masyarakat agar impactnya
terasa. Selain itu, hidup-hidupilah Forum Komunikasi di tiap kampusmu, karena
mereka keluarga terdekatmu ketika kamu meminta bantuan. Juga hidupilah program
Menyapa Indonesia di tiap PK-mu….
Mari kuatkan
barisan ikatan keluarga awardee LPDP di tiap kampus.
LPDP… Jaya!!!
Indonesia… Aku Pasti Mengabdi!!!
Komentar