Mengeksplor Mimpi Besarku


Perjalananku bermula ketika kuliah di sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Agroteknologi menjadi jurusan yang ku pilih, karena lingkunganku sebagian besar adalah petani sawah. Padi Rojolele menjadi andalan Kabupaten Klaten. 

Aku dilahirkan di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, anak ke-2 dari 4 bersaudara. Aku punya mimpi “Bali Ndeso Bangun Ndeso”, sesuai jargon eks Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo yang berasa dari Klaten. Aku sedang merealisasikan itu.

Aku tak pernah mengalami permasalahan dalam perkuliahanku. IPK diatas 3 selalu ku dapatkan setiap semesteran. Aku aktif dalam berbagai organisasi intern maupun ekstern kampus. Organisasi intern kampus yang aku ikuti selama kuliah antara lain: GAMAIS (Keluarga Mahasiswa Islam), Racana Soedirman, dan UKT (Unit Klinik Tani); sedangkan organisasi ekstern yaitu IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Di sela-sela kesibukanku dalam organisasi, aku tetap bisa kuliah dan praktikum dengan baik, karna hal terpenting adalah jaringan pertemanan antar kampus.

Pernah suatu ketika aku tidak dibukakan pintu oleh ibu kos karena sering pulang malam. Akhirnya ku jelaskan bahwa aku malamnya sibuk organisasi dan mengerjakan tugas. Ibu kos kira aku pacaran dan takut berbuat di luar batas. Tapi selama aku kuliah di Purwokerto, aku tak punya pacar. Akhirnya ibu kos mengerti. 

April 2011, aku sudah penelitian dan ikut proyek dosen. Penelitian tentang Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai. Tetapi, tanggal 5 Juni 2011 tanaman cabai mati terkena gemini virus. Aku coba ulangi penelitian lagi, tetapi tanggal 26 November 2011 tanamanku dicuri orang. Aku sangat kaget, dan menangis sejadi-jadinya. Akhirnya aku lebih fokus ke organisasi dulu untuk melampiaskan kekesalanku. KKN juga menjadi pilihanku selanjutnya.

Aku mengeluarkan keluh kesahku kepada dosen pembimbingku, Pak Marsandi Kasmiatmojo. Beliau sudah ku anggap seperti bapak sendiri. Akhirnya beliau menyarankan kepadaku untuk mengikuti penelitian tentang Budidaya Umbi Garut di bawah Tegakan Kakao. Lama penelitian itu adalah 12 bulan. Awalnya aku ragu, tetapi aku berfikir ulang akhirnya aku menerima tawaran itu. 

Berawal dari KKN yang ditempatkan di desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga dari tanggal 19 Januari hingga 22 Februari 2012, membawa arah pencerahan bagiku. Permasalahan disana adalah para petani gula kelapa terjerat tengkulak. Aku jadi tertarik untuk mempelajari gula kelapa. Hingga akhirnya aku bergabung sebagai Relawan di LPPSLH (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup) di Purwokerto. Aku bergabung di LPPSLH melalui seniorku di IMM.

Sejak akhir September 2012, aku terjun ke petani gula kelapa. Blusukan setiap hari untuk mengajak petani gula kelapa kearah perubahan lebih baik. Program yang ditawarkan oleh LPPSLH dengan dukungan dana dari HIVOS Asia Tenggara adalah membuat petani gula kelapa sejahtera melalui 3 cara yaitu: penjamiman mutu, kelembagaan, dan akses pasar. Terbentuknya Koperasi Nira Perwira menjadi tolok ukur keberhasilan LPPSLH. Akhirnya PEMDA Purbalingga hingga Kementerian Perindustrian RI ikut peduli dengan kehidupan petani gula kelapa. 

Aku menjadi lebih sibuk dengan kegiatanku dibandingkan dengan Skripsiku. Dorongan kuat dari orang-orang yang menyayangiku membuat aku lebih semangat dalam mengerjakan skripsi. Apalagi bapak sudah tidak bisa membantu keuangan lagi. Krisis perekonomian melanda keluargaku. Aku harus putar otak agar skripsi selesai sekaligus aku bisa hidup di Purwokerto. 

Akhirnya aku menjadi Sarjana Pertanian dan sudah tak memikirkan untuk mencari pekerjaan lagi, karena aku sudah bergiat di masyarakat. Tetapi bermula ketika banyak permasalahan di desa, keinginanku untuk lanjut kuliah muncul. Dulu pernah punya keinginan kuliah di IPB, tapi gagal karena terlambat daftar PMDK. Dan aku mencoba PMDK di UNSOED, akhirnya diterima. 

Ketika keinginanku muncul untuk kuliah S2, aku mencari info di kampusku. Ternyata tidak ada beasiswa yang akan menanggung kuliahku, sementara aku tak punya cukup uang untuk kuliah. Aku mengakses website DIKTI, ternyata tidak ada beasiswa. Saat itu aku facebookan, ternyata ada temanku yang membagikan info berbagai jenis beasiswa dalam dan luar negeri. Aku tertarik untuk membuka satu persatu. Pilihanku pada beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Persyaratan yang belum aku penuhi adalah TOEFL. Tanggal 11 Maret 2015, aku mendaftar TOEFL dengan pelaksanaan tanggal 28 Maret 2015. 11 April 2015, aku mengambil sertifikat TOEFL, dan tak kusangka ternyata nilai TOEFL ITP aku sebesar 530. Akhirnya keinginanku untuk daftar beasiswa LPDP terkabulkan. Tanggal 14-20 April 2015, menjadi hari-hari dimana aku harus membagi rutinitas kegiatanku di lapangan dan persiapanku untuk daftar beasiswa LPDP. Direktur LSM LPPSLH, sangat mendukungku untuk kuliah S2 hingga memberikan Surat Rekomendasi dan Surat Tugas Belajar. 

4 Mei 2015 menjadi kesuksesan tahap awal. Lolos seleksi administrasi membuatku lebih semangat lagi untuk melanjutkan mimpi. STAN menjadi lokasi wawancara beasiswa LPDP. Aku bersiap mencari tiket perjalanan pergi pulang Purwokerto-Jakarta. 21-22 Mei 2015 menjadi hari perjuanganku. Aku tak tahu dimana lokasi STAN, dan membuatku untuk menjadi seorang backpacker. Biaya minimal dan harus sampai tujuan. Alhamdulillah sopir-sopir angkot dan metromini kawasan Jakarta baik sekali padaku. Juga tukang ojek mau mengantarkanku ketika aku tersesat. Jarak rumah saudara di Cipete Utara, Jakarta Selatan hingga Bintaro yang memakan waktu 1 jam tak menjadi masalah bagiku walau aku buta arah. 

Kamis menjadi hari dimana aku harus melakukan Locus Grup Discussion dengan dipandu oleh 2 psikolog. Kelompokku yaitu 5C terdiri dari 8 orang antara lain: Akhmad Tantowi, Annisa Tri Nuruliza, Lidya Ayu Pratiwi, Tarryn Frances Nathalie Meka, Richele Stephen Suwita, Masna Maya Sinta, dan Nailatul Karomah. Kita diberi waktu selama 30 menit untuk memberikan kontribusi pemikiran tentang Pemberantasan ISIS. Alhamdulillah kami bisa melewati itu. Setelah sesi LGD, aku melakukan verifikasi dokumen kelengkapan dan dinyatakan lolos verifikasi.

Jumuah Mobarokah, menjadi hari wawancaraku. Seluruh interviewers mendatangi Student Centre, STAN. Berbagai elit pekerjaan disandang oleh para interviewers. Kebanyakan yang aku ajak kenalan ternyata orang Migas, Kemediknas, Kemenristek, Dosen, dan Pegawai swasta di perusahaan elit. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. 

Tibalah saatnya yang ditunggu tiba. 10 Juni 2015 menjadi hari yang istimewa sekaligus gemetaran. Aku menerima email dari LPDP. Ku cari namaku per halaman, dan alhamdulillah aku lolos wawancara. Aku berada di urutan ke-66. Aku menangis terharu. Keinginanku untuk lanjut S2 semakin dimudahkan ALLAH SWT. Tinggal menanti jadwal Program Persiapan Keberangkatan dari LPDP dan mengurus persyaratan untuk kuliah di IPB. Terima kasih Ya ALLAH. Aku akan menjaga amanahMU. Terima kasih banyak kepada orang-orang yang membantu kesuksesanku, semoga ALLAH SWT membalas amal kalian. Dan aku bersiap ke IPB untuk studiku.

Komentar

Postingan Populer