Gejolak Sang Bumi
Apa
Kabar Bumi???
Masih
ingatkah dengan pepatah ini….
“Bumi adalah titipan anak
cucu kita, bukan warisan untuk kita”.
Sepertinya
pepatah itu sudah sirna di kalangan para manusia-manusia serakah.
Bumi,
apa kabar hari ini? masih sehatkah? sakit? marah? kecewa? atau kau sedang
menangis?
Tahun 2014 baru berjalan selama 4 bulan,
dan itupun belum genap. Berbagai bencana alam berkecamuk dimana-mana. Baru di
Indonesia saja sudah terdengar tangisan anak-anak negri yang kehilangan tempat
tinggal, tempat bermain, bahkan keluarga pun tak lengkap. Lebih mirisnya lagi
ada yang hidup sebatang kara. Tapi, tak hanya manusia yang merasakan amarah
sang alam, begitu juga flora dan fauna.
2014 ini berbagai fenomena alam muncul.
Banjir Manado yang terjadi tanggal 17 Januari 2014 yang menewaskan 16 orang dan
4000 orang mengungsi. Gempa bumi yang terjadi di kedalaman 48 km dan 104 km
barat daya Kebumen, Jawa Tengah dengan skala 6,5 SR yang menyebabkan kerusakan
parah di wilayah Banyumas. Gempa bumi ini terjadi tanggal 25 Januari 2014.
Putting Beliung menerjang di Kecamatan Pringsewu, Lampung tanggal 6 Januari
2014. Gunung Sinabung yang merupakan gunung tipe B pun meletus setelah sekian lama
tak meletus. Meletusnya gunung Sinabung ini yang tidak terprediksi sebelumnya
sehingga memakan banyak korban jiwa. Di susul meletusnya gunung Kelud di Kediri
tanggal 13 Februari 2014 yang dahsyat. Gunung Slamet dan Gunung Merapi di Jawa
Tengah pun beberapa kali mengeluarkan asap tebal, namun erupsinya tak sedahsyat
gunung Sinabung dan gunung Kelud. Tak kalah seringnya kota Jakarta di cap
sebagai kota langganan banjir.
Bencana alam internasional pun seperti gempa
bumi di Chile terjadi bulan Maret lalu yang menimbulkan kerusakan parah hingga
kiriman tsunami pun sampai di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Topan
Haiyan di Filipina, dan beberapa bencana alam lain sedang menghantui bumi di
tahun ini.
Tak kalah menakutkannya ulah
tangan-tangan jahil manusia serakah di bumi ini. Illegal logging terus menjadi momok menakutkan bagi para satwa
asli, orang-orang pedalaman, bahkan dunia. Akibat pembalakan liar dan pembukaan
hutan untuk perusahaan (kelapa sawit, karet, kopi, kakao) ini mengakibatkan
ratusan satwa mati secara mengenaskan setiap tahunnya. Di Pekanbaru belum lama
ini dilanda polusi asap dari pembukaan lahan. Akibatnya polusi udara ada
dimana-mana mengganggu aktifitas masyarakat.
Hutan merupakan multifungsi bagi seluruh
lapisan aktifitas yang ada di bumi. Jika hutan rusak, manusia sulit untuk
bernafas dan satwa pun kehilangan habitat aslinya. Maka dari itu, hutan di
sebut paru-paru dunia.
Saya miris melihat ratusan informasi
membeberkan fakta keganasan manusia-manusia serakah itu. Tetapi kita menikmatinya
dengan tenang, entah itu sengaja atau karena tidak tahu.
Mengapa bumi sering menunjukkan
kekuatannya lewat guncangan bumi, muntahan lahar dari perut bumi, banjir
bandang, angin topan, dan badai besar? Apakah bumi kita sedang memberikan
sinyal sesuatu tapi kita tak peka untuk menangkapnya?
Apa
Itu Hari Bumi????
Sejarah peringatan Hari Bumi (Earth Day) diselenggarakan pertama kali
pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson,
seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan
hidup.
Gagasan tentang peringatan Hari Bumi
mulai disampaikan oleh Gaylord Nelson sejak tahun 1969. Saat itu Gaylord Nelson
memandang perlunya isu-isu lingkungan hidup untuk masuk dalam kurikulum resmi
perguruan tinggi. Gagasan ini kemudian mendapat dukungan luas.
Dukungan
ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu sejarah mencatat
jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New
York untuk mengecam para perusak bumi. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar
20 juta manusia turun ke jalan pada 22 April 1970.
Moment
ini kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari Bumi yang
pertama kali. Tanggal 22 April juga bertepatan dengan musim semi di Northern
Hemisphere (belahan bumi utara) sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan.
Sejak itu, pada tanggal 22 April setiap tahunnya Hari Bumi (Earth Day) diperingati.
Sejarah mencatat, Hari Bumi merupakan
kampanye untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Gerakan untuk
meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia
ini yaitu bumi. Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang mendunia
hingga kini. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi
nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.
PBB sendiri memilih tanggal 20 Maret
saat di mana matahari tepat diatas khatulistiwa sebagai peringatan Hari Bumi.
Ini mengacu pada ide “hari bagi orang-orang Bumi” yang dicetuskan aktivis
perdamaian John McConnell. Hari yang lebih dikenal sebagai “Hari Bumi Equinoks”
ini diperingati PBB setiap tahunnya sejak 21 Maret 1971. Namun PBB juga
mengakui tanggal 22 April sebagai hari bumi yang dilaksanakan secara global.
PBB secara resmi merayakannya 22 April sebagai “International Mother Earth Day“.
Mari Selamatkan Rumah
Kita
Hari bumi akan terasa nyata bila kita
melakukan sedikit hal kecil tetapi bermanfaat luar biasa. Selama ini masyarakat
dunia sudah banyak mempraktekkan berbagai hal untuk bumi. Program-program
pemerintah pun juga turut serta untuk menjaga kelestarian bumi, seperti: 1 Jam
Tanpa Listrik, Hemat Listrik dan Air, Car Free Day, Car Free Night, Gerakan
Menanam Pohon 1 Milyar, dan masih banyak lagi. Tapi sayangnya itu hanya
dilakukan saat-saat tertentu saja.
Perubahan besar yang akan terasa nyata
adalah Stop Global Warming, Stop Illegal Logging, Stop Animals Testing for Chemical Exam,
dan Stop Perburuan Liar. Pemerintah harus menegakkan hukum tentang lingkungan
hidup, tata guna lahan, perlindungan flora dan fauna, dan menghukum berat bagi
para perusak hutan dengan sengaja.
Kerusakan hutan menjadi gejolak diantara
manusia-manusia tersadarkan hingga mereka membentuk komunitas yang tergabung
dalam LSM atau penyelamat alam, seperti WALHI, WWF, Greenpeace.
Saya sering mendapatkan email dari juru
kampanye Greenpeace Indonesia, Wirendro Sumargo. Dia bersama kawan-kawan lain
berkampanye untuk menyelamatkan hutan. Perjuangan yang keras itu akhirnya membuahkan
hasil untuk terus menggaungkan Nol Deforestasi. Perusahaan Procter & Gamble
dengan produk andalan mereka Head & Shoulders akhirnya resmi berkomitmen
untuk Nol Deforestasi di tahun 2020.
Itu cuplikan kisah perjuangan
kawan-kawan Greenpeace Indonesia. Kita juga bisa berbuat sedikit demi sedikit
untuk menyelamatkan bumi kita. Membuang sampah pada tempatnya, mengurangi
sedikit pemakaian tisu, membakar sampah non organik, menanam bibit pohon, mengurangi
pemakaian air, dan masih banyak hal-hal lain yang akan kita lakukan untuk
menyelamatkan bumi kita.
Mari selamatkan bumi kita sebelum
terlambat. Jangan sampai salah satu flora atau fauna di bumi ini akan menjadi
fosil. Sedikit langkahmu akan membawa perubahan besar di kemudian hari. Mari
mulai jaga bumi kita dimulai dari diri kita sendiri. Save Our Earth!!!!
Komentar