UMBI GARUT Potensi Luar Biasa Yang Terlupakan




Perekonomian Indonesia yang semakin memburuk memberikan dampak negatif yang nyata pada ketersediaan pangan dewasa ini. Ketergantungan pada beras menyebabkan bergesernya konsumsi untuk komoditas yang lain. Sumber karbohidrat non beras perlu ditingkatkan peranannya seiring dengan program diversifikasi pangan yang digalakkan oleh Menteri Pertanian, Suswono dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Garut merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat alternatif, dimana garut bukan saja digunakan untuk pangan, tetapi juga untuk bahan baku industri. Pati garut dapat digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman, farmasi atau obat-obatan, kimia, kosmetik, tekstil, kertas dan karton. Selain campuran bedak, pati garut digunakan  sebagai campuran minuman alkohol, obat penyakit panas dalam, obat borok, bahan pengikat tablet dan ektender pada perekat sintetis. Keunggulan pati garut adalah bentuk seratnya lebih pendek sehingga mudah dicerna dan dapat dijadikan makanan bayi dan anak penyandang autis dan sindrom down, serta diet bagi manula dan pasien dalam masa penyembuhan. (Deptan).

Tanaman garut merupakan tanaman yang mudah tumbuh subur di tempat terlindung, tidak harus terkena sinar matahari secara langsung (Syamsudin, 1998 dalam Imam, 2008). Oleh sebab itu tanaman garut cocok digunakan sebagai tanaman tumpang sari dengan tanaman tahunan seperti jati. Tanaman garut termasuk tanaman tahunan dengan ukuran satu hingga satu setengah meter dengan sistem perakaran yang dangkal dan rhizoma menuju ke dalam tanah. Tanaman garut merupakan tanaman jenis rumput-rumputan tegak yang termasuk ke dalam kelas Marantaceae, genus Maranta dan species Maranta arundinaceae L. (Lingga et al., 1986 dalam Imam, 2008). Rhizoma umbi garut memiliki ukuran panjang antara 20-45 cm dan diameter 2-5 cm.

Penyebaran tanaman garut di Indonesia telah menyebar secara luas. Pembudidayaan tanaman garut secara teratur telah dilaksanakan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan Lampung dan Sulawesi Tenggara baru sebagian kecil. Penanaman tanaman garut sudah dilakukan di D.I. Yogyakarta, Jambi, Riau dan Jawa Barat meskipun belum teratur. Tanaman ini belum dibudidayakan secara teratur oleh para petani di daerah survei Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku.
Hasil utama tanaman garut adalah umbi. Umbi garut dapat diproses menjadi pati. Umbi garut memiliki manfaat kesehatan karena indeks glikemiknya rendah (14), lebih rendah dari beras, terigu, kentang, dan ubi kayu masing-masing sebesar 96, 100, 90, dan 54. Indeks glikemik umbi-umbian lainnya, seperti gembili, kimpul, ganyong, dan ubi jalar masing-masing 90, 95, 105, 179 (Suhartini dan Hadiatmi, 2011). Indeks glikemik merupakan ukuran yang menyatakan kenaikan kadar gula darah seseorang setelah mengkonsumsi makanan yang bersangkutan. Makin tinggi indeks glikemik, makin tidak baik dikonsumsi penderita diabetes. Garut aman dan baik dikonsumsi dan perlu disosialisasikan, terutama bagi masyarakat yang kurang pangan di pedesaan maupun di perkotaan.
Siklodekstrin adalah jenis pati termodifikasi yang banyak digunakan sebagai bahan penstabil, pembuat kapsul dan pelindung dari reaksi (oksidasi, cahaya, panas, evaporasi) pada industri pangan dan non-pangan. Sayangnya kita saat ini masih tergantung dari sumber impor, padahal bahan baku tersedia melimpah dalam negeri. Tanaman garut memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku siklodekstrin yang ekonomis. Siklodekstrin dihasilkan dari pati garut menggunakan enzim khusus. Hasilnya terbukti di lapangan dengan perbaikan kualitas produk yang signifikan (Noor, 2008)
Pemerintah pusat hingga daerah seharusnya memperhatikan potensi umbi garut yang luar biasa ini. Masyarakat mulailah membudidayakan umbi garut ini. Manfaatkan lahan yang ada. Tingkatkan industri pengolahan umbi garut. Inilah salah satu solusi saya dalam memecahkan masalah tentang perekonomian Indonesia yang berbasis pertanian.

Rujukan:

Noor, Eliza. 2008. Produksi Siklodekstrin Dari Pati Garut. http://siklodeksterin.innov.ipb.ac.id/.

Suhartini, T dan Hadiatmi. 2011. Keragaman Karakter Morfologis Garut (Marantha arundinaceae L.). Jurnal. http://indoplasma.or.id/publikasi/ buletin_pn/pdf/buletin_pn 17-1-2011-12-18_tintin_suhartini.pdf.

Komentar

Postingan Populer