AREN….Kamu Memang Manis, Tapi Nasibmu Tragis
Banjarnegara mempunyai
pesona alam tersendiri. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang menawarkan
puluhan wisata alam nan eksotis ini mampu menyedot ribuan turis untuk
berbondong-bondong mengunjunginya. Sebut saja Kawasan Dieng yang
menawarkan Dieng Culture Festival
setiap awal Agustus. Kita beralih dari kawasan Dieng, menuju kecamatan
Kalibening yang menawarkan pesona alam kebun teh. Sisi selatan Kalibening yang
telah menjadi sebuah kecamatan tersendiri memiliki lokasi nan eksotis. Selain
kebun teh, banyak pepohonan aren yang tumbuh di hutan yang menjadi mata
pencaharian warga setempat.
Foto 1. Foto Landskap Kebun Teh diambil dari Bus Jurusan Terminal Kalibening ke Terminal Karangkobar
Foto 2. Menikmati pesona sunset diantara jutaan tanaman teh.
Foto 3. Menuju Desa Pringamba, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara
Foto 3. Menuju Desa Pringamba, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara
Banjarnegara
merupakan salah satu kabupaten penghasil gula aren di Jawa Tengah. Kecamatan
Pandanarum menjadi pusat produksi gula aren dengan harga Rp 18.000,- hingga Rp
22.000,- tiap kg. Harga itu fluktuatif, tergantung supply and demand.
Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7°12′ LU–7°31′ LS dan 109°29′ BB–109°45’50″ BT. Iklim Pandanarum diklasifikasikan sebagai iklim tropis. Pandanarum memiliki sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun, berlaku bahkan untuk bulan terkering. Klasifikasi iklim Koppen-Geiger adalah Af. Suhu rata-rata tahunan di Pandanarum adalah 21.3 °C. Curah hujan rata-rata adalah 4.165 mm/tahun (Climate-data.org 2016), dengan jenis tanah podsolik merah kuning.
Menurut sejarah,
aren merupakan tanaman asli Indonesia. Aren termasuk salah satu jenis tumbuhan
palma yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia di 14 provinsi, yaitu
Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu,
Kalimantan Selatan, dan Aceh, dengan total luas areal sekitar 70.000 Ha.
Aren memiliki fungsi
produksi menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan
berpotensi ekspor jika diusahakan secara serius, karena seluruh bagian pohon
dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan non pangan. Nira diolah menjadi
gula, minuman palm wine, nata de pinna, dan bioetanol, buah yang
belum matang untuk kolang-kaling, batang menghasilkan tepung apabila niranya
tidak disadap dan tepung diolah menjadi sohun, hung kwe, aren mutiara, dan sebagai bahan baku pembuatan edible film. Kayu digunakan sebagai
bahan baku pembuatan mebel, daun untuk pembuatan atap, dan lidinya untuk dibuat
sapu. Ijuk diolah menjadi produk kerajinan, serta akar dapat digunakan sebagai
obat herbal karena mengandung senyawa-senyawa sekunder seperti saponin,
flavonoid, dan polifenol (PERMENTAN 2013). Aren memiliki fungsi konservasi,
karena dapat digunakan untuk pengendalian tata air tanah. Perakaran yang
dangkal dan melebar sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah.
Daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup dengan lapisan ijuk sangat
efektif untuk mengurangi air hujan yang langsung ke permukaan tanah. Oleh
karena itu, aren dapat mencegah terjadinya erosi.
Foto 4. Petani bersiap menyadap nira aren di hutan.
Wilayah Banjarnegara
hampir setiap tahun terjadi longsor. Salah satunya akibat penggundulan pepohonan
di hutan, dan banyak pohon aren pun yang berkurang drastis. Menurut banyak sumber
yang valid, banyak petani yang menjual pohon aren kepada pengepul dengan harga
Rp 300.000,- hingga Rp 400.000,- tiap pohon. Batang pohon tersebut dibawa ke
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah untuk diambil pati arennya. Padahal sudah jelas
ada peraturan pemerintah untuk melindungi pohon aren karena termasuk pohon industri
yang tertuang pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 511/Kpts/PD.310/9/2006 Tentang
Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Dan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 Tentang Bidang/Jenis Usaha Yang
Dicadangkan Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan.
Foto 5. Menuang nira yang baru tiba harus di saring terlebih dahulu sebelum masuk ke wajan.
Foto 6. Gula aren siap jual
Pohon aren mempunyai
masa sadap yang berbeda-beda, yaitu 4-8 bulan setiap tahunnya. Selama tunggu
sadap aren, para petani beralih profesi menjadi petani hutan dengan menanam
komoditi pangan dan hortikultura. Selain krisis pohon aren yang disadap, krisis generasi
penerus petani aren juga ada disana. Para pemuda banyak yang keluar desa untuk
menjadi buruh pabrik atau bangunan di kota-kota besar, dan pemudi menjadi pekerja industri bulu mata rumahan. Selain itu, banyak yang memilih untuk menikah muda. Perlunya pendampingan petani untuk menuju sustainable agriculture.
Komentar